BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Di dalam
matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi terdapat berbagai
cabang pembahasan yang ada yang dipelajari siswa dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah maupun perguruan tinggi. Cabang pelajaran yang ada antara
lain: logika matematika, aljabar, ruang dimensi tiga, trigonometri, kalkulus,
peluang, dan statistika, Seorang siswa harus memahami setiap pelajaran yang
diajarkan oleh gurunya agar ia tidak ketinggalan pelajaran dan bisa mengerti
maksud atau kegunaan dari pelajaran tersebut. Selain itu, ia juga harus bisa
mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan pelajaran tersebut supaya mendapat
nilai yang bagus. Salah satu bab dalam matematika adalah program linear. Dalam
program linear terdapat persamaan suatu bilangan karena masih masuk dalam
aljabar. Dan mempunyai kegunaan yang penting terutama berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari. Pelajaran ini membahas beberapa hal atau bagian yang
dibatasi oleh syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat itu adalah susunan
pertidaksaman linear dan tentu di dalamnya masih ada hal-hal lainnya yang
saling berkaitan(berkaitan erat).
BAB II
PEMBAHASAN
A. PROGRAM
LINIER
Program linear
yaitu suatu metode untuk mencari nilai maksimum atau nilai minimum dari bentuk
linear pada daerah yang dibatasi grafik -grafik fungsi linear.
Himpunan
penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear dua peubah merupakan suatu
himpunan titik-titik (pasangan berurut (x,y)) dalam bidang cartesius yang
memenuhi semua pertidaksamaan linear dalam sistem tersebut. Sehingga daerah
himpunan penyelesaiannya merupakan irisan himpunan-himpunan penyelesaian dari
pertidaksamaan dalam sistem pertidaksamaan linear dua peubah itu. Untuk
lebih mudah dalam memahami daerah penyelesaian dari sistem pertidak-samaan
linear dua peubah, perhatikan contoh berikut.
Contoh:
Tentukan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear berikut!
3x + 5y 15
x 0
y 0
Tentukan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear berikut!
3x + 5y 15
x 0
y 0
Penyelesaian:
Gambar garis 3x + 5y =15, x = 0, dan y =0
Untuk 3x + 5y 15
Pilih titik (0,0), kemudian substitusikan ke pertidaksamaan sehingga diperoleh:
Gambar garis 3x + 5y =15, x = 0, dan y =0
Untuk 3x + 5y 15
Pilih titik (0,0), kemudian substitusikan ke pertidaksamaan sehingga diperoleh:
3 × 0 + 5× 0 15
0
15 (benar), artinya dipenuhi
Sehingga daerah penyelesaiannya adalah daerah yang memuat titik (0,0)
Untuk x
0, pilih titik (1,1) kemudian
disubstitusikan ke pertidaksamaan sehingga diperoleh:
1 0 (benar), artinya dipenuhi. Sehingga daerah penyelesaiannya adalah daerah yang memuat titik (1,1)
Untuk y 0, pilih titik (1,1) kemudian substitusikan ke pertidaksamaan sehingga diperoleh:
1 0 (benar), artinya dipenuhi.
Sehingga himpunan penyelesaiannya adalah daerah yang memuat titik (1,1).
1 0 (benar), artinya dipenuhi. Sehingga daerah penyelesaiannya adalah daerah yang memuat titik (1,1)
Untuk y 0, pilih titik (1,1) kemudian substitusikan ke pertidaksamaan sehingga diperoleh:
1 0 (benar), artinya dipenuhi.
Sehingga himpunan penyelesaiannya adalah daerah yang memuat titik (1,1).
B. PERTIDAKSAMAAN
LINIER DENGAN DUA VARIABEL
A.
Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
Suatu garis
dalam bidang koordinat dapat dinyatakan dengan persamaan yang berbentuk:
Persamaan
semacam ini dinamakan persamaan linear dalam variabel x dan y (dua variabel).
Secara umum, dapat didefinisikan sebagai
persamaan linear dengan n variabel x1, x2, . . . xn
dengan a1, a2, .
. ., an, b adalah konstanta-konstanta real
Jika melibatkan lebih dari satu persamaan, maka disebut dengan sistem persamaan linear.
Jika melibatkan lebih dari satu persamaan, maka disebut dengan sistem persamaan linear.
Untuk saat ini,
pembahasan dibatasi menjadi dua variabel saja. Untuk pertidaksamaan linear,
tanda “ = ” diganti dengan “ ≤ ”, “ < ”, “ ≥ ”, “ > ”. Sebagai
contoh, untuk pertidaksamaan linear dua variabel dijelaskan sebagai berikut.
Garis x + y = 2
membagi bidang koordinat menjadi dua daerah, yaitu daerah x + y < -2 dan
daerah x + y > -2.
Sekarang,
substitusi titik sembarang, misalnya titik O(0, 0) ke persamaan garis tersebut.
Didapat, 0 + 0 = 0 > -2. Ini berarti, titik O(0, 0) berada pada daerah x + y
> -2.Daerah x + y > -2 ini diarsir
Daerah yang
diarsir berupa daerah segitiga. Tampak bahwa daerah ini merupakan himpunan
penyelesaian sistem pertidaksamaan linear x + y ≥ -2, x ≤ 0, dan y ≤ 0.
Untuk selanjutnya, himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear ini disebut daerah penyelesaian.
Untuk selanjutnya, himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear ini disebut daerah penyelesaian.
Sistem
pertidaksamaan linear dua variabel berupa beberapa pertidaksamaan linear yang
terdiri dari 2 variabel, biasanya x atau y (walaupun jenis
variabel lainnya tetap memungkinkan). Pertidaksamaan linear dua variabel
memiliki bentuk umum seperti berikut:
ax
+ by < c, ax + by > c, ax + by ≤ c, atau ax + by ≥ c
Sebelum
menggambar daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua variabel,
sebaiknya kita tahu terlebih dahulu mengenai himpunan penyelesaian.
Himpunan penyelesaian merupakan
himpunan pengganti nilai variabel sedemikian sehingga menyebabkan sistem
pertidaksamaan menjadi pernyataan yang benar.
Daerah
penyelesaian yang akan kita gambar merupakan daerah dari himpunan penyelesaian
tersebut. Daerah ini berisi himpunan pasangan berurutan (x, y)
yang menjadi anggota dari himpunan penyelesaian.
Untuk
menggambar daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua variabel,
perhatikan contoh soal berikut.
Contoh
Soal
Gambarlah
daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear berikut untuk x, y
anggota bilangan real.
–x
+ 8y ≤ 80
2x – 4y ≤ 5
2x + y ≥ 12
2x – y ≥ 4
x ≥ 0, y ≥ 0
2x – 4y ≤ 5
2x + y ≥ 12
2x – y ≥ 4
x ≥ 0, y ≥ 0
Pembahasan
Contoh Soal
Untuk
menggambar daerah penyelesaian dari sitem pertidaksamaan yang dimaksud, lakukan
langkah-langkah berikut:
Langkah
pertama.
Ubahlah pertidaksamaan-pertidaksamaan yang dimaksud menjadi persamaan linear,
kemudian gambarkan persamaan linear tersebut pada bidang koordinat. Grafik dari
persamaan linear berupa garis lurus. Untuk itu, cari dua titik yang dilewati
oleh garis tersebut, kemudian hubungkan kedua titik tersebut menjadi suatu
garis lurus. Dua titik ini biasanya dipilih titik pada sumbu-x dan
sumbu-y, akan tetapi apabila kurang memungkinkan, pilihlah titik-titik
lain.
Sehingga
garis –x + 8y = 80 melalui titik-titik (0, 10) dan (16, 12).
Dengan cara yang sama, dapat dicari 2 titik yang dilalui persamaan garis
lainnya.
Sehingga,
garis-garis dari –x + 4y = 80, 2x – 4y = 5, 2x
+ y = 12, dan 2x – y = 4 dapat digambarkan seperti berikut
Langkah
kedua.
Arsirlah daerah dari masing-masing pertidaksamaan. Untuk menentukan daerah
pertidaksamaan, pilihlah salah satu titik yang terdapat di kanan atau di kiri,
atas atau bawah dari garis. Apabila koordinat titik tersebut disubstitusikan ke
dalam pertidaksamaan dan menghasilkan pernyataan yang benar, maka daerah titik
tersebut merupakan daerah penyelesaian pertidaksamaan tersebut. Arsirlah daerah
penyelesaian tersebut.
Sebaliknya, apabila koordinat titik tersebut
disubstitusikan ke dalam pertidaksamaan dan menghasilkan pernyataan yang salah,
maka daerah titik tersebut bukan merupakan daerah penyelesaian pertidaksamaan
tersebut. Arsirlah daerah yang berseberangan terhadap titik tersebut. Misalkan
kita akan menemukan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan –x + 8y
≤ 80. Misalkan kita pilih titik (0, 12) yang terletak di atas garis sebagai
titik uji. Kita substitusikan ke dalam pertidaksamaan sebagai berikut.
Dengan
mensubstitusikan titik (0, 12) ke pertidaksamaan –x + 8y ≤ 80
menghasilkan pernyataan yang salah, sehingga daerah yang memuat titik (0, 12)
bukan penyelesaian dari pertidaksamaan tersebut. Sehingga daerah yang
berlawanan dengan daerah tersebut, yaitu daerah bawah, yang kita arsir.
Dengan
cara yang sama, kita cari daerah penyelesaian dari pertidaksamaan-pertidaksamaan
lainnya. Setelah itu kita gambarkan daerahnya seperti pada gambar berikut.
Langkah
ketiga.
Arsirlah daerah himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan yang dimaksud.
Himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan merupakan irisan dari himpunan
penyelesaian dari masing-masing pertidaksamaan.
Atau secara visual, daerah penyelesaian dari
sistem pertidaksamaan merupakan daerah yang terkena arsiran dari semua daerah
penyelesaian.
Sehingga himpunan penyelesaian dari
pertidaksamaan
–x + 8y ≤ 80, 2x – 4y ≤
5, 2x + y ≥ 12, 2x – y ≥ 4, x ≥ 0, dan
y ≥ 0 dapat
digambarkan sebagai berikut.
B.
Model Matematika
Sistem pertidaksamaan linear yang telah dijelaskan sebelumnya dapat diterapkan pada permasalahan sehari-hari dengan memodelkan permasalahan tersebut ke dalam model matematika.
Sebagai
ilustrasi perhatikan contoh berikut.
PT. Samba
Lababan memproduksi ban motor dan ban sepeda.
Proses pembuatan
ban motor melalui tiga mesin, yaitu 2 menit pada mesin I, 8 menit pada mesin
II, dan
10 menit pada mesin III.
10 menit pada mesin III.
Adapun ban
sepeda diprosesnya melalui dua mesin, yaitu 5 menit pada mesin I dan 4 menit
pada mesin II.
Tiap mesin ini
dapat dioperasikan 800 menit per hari.
Untuk memperoleh
keuntungan maksimum, rencananya perusahaan ini akan mengambil keuntungan
Rp40.000,00 dari setiap penjualan ban motor dan Rp30.000,00 dari setiap
penjualan ban sepeda.
Berdasarkan
keuntungan yang ingin dicapai ini, maka pihak perusahaan merencanakan banyak
ban motor dan banyak ban sepeda yang akan diproduksinya dengan merumuskan
berbagai kendala sebagai berikut.
Perusahaan
tersebut memisalkan banyak ban motor yang diproduksi sebagai x dan banyak ban
sepeda yang diproduksi sebagai y, dengan x dan y bilangan asli.
Dengan menggunakan variabel x dan y tersebut,
perusahaan itu membuat rumusan kendala-kendala sebagai berikut :
>> Model
Matematikanya:
Pada mesin I :
2x + 5y ≤ 800 …. Persamaan 1
Pada mesin II : 8x + 4y ≤ 800 .… Persamaan 2
Pada mesin III : 10x ≤ 800 .… Persamaan 3
x, y bilangan asli : x ≤ 0, y ≤ 0 .… Persamaan 4
Pada mesin II : 8x + 4y ≤ 800 .… Persamaan 2
Pada mesin III : 10x ≤ 800 .… Persamaan 3
x, y bilangan asli : x ≤ 0, y ≤ 0 .… Persamaan 4
Fungsi tujuan
(objektif) yang digunakan untuk memaksimumkan keuntungan adalah f(x, y) =
40.000x + 30.000y. Dalam merumuskan masalah tersebut, PT. Samba Lababan telah
membuat model matematika dari suatu masalah program linear.
C.
Nilai Optimum Suatu Fungsi Objektif
Dalam pemodelan matematika masalah produksi ban PT. Samba Lababan, kalian akan mencari nilai x dan y sedemikian sehingga
f(x, y) = 40.000x + 30.000y maksimum.
Bentuk umum dari fungsi tersebut adalah f(x, y) = ax + by. Suatu fungsi yang akan dioptimumkan (maksimum atau minimum). Fungsi ini disebut fungsi objektif. Untuk menentukan nilai optimum fungsi objektif ini, kalian dapat menggunakan dua metode, yaitu metode uji titik pojok dan metode garis selidik.
Bentuk umum dari fungsi tersebut adalah f(x,
y) = ax + by. Suatu fungsi yang akan dioptimumkan (maksimum atau minimum).
Fungsi ini
disebut fungsi objektif. Untuk menentukan nilai optimum fungsi objektif ini,
kalian dapat menggunakan dua metode, yaitu metode uji titik pojok dan metode
garis selidik.
Metode
Uji Titik Pojok
Untuk
menentukan nilai optimum dengan menggunakan metode uji titik pojok, lakukan
langkah-langkah berikut.
1.
Tentukan kendala-kendala dari
permasalahan program linear yang dimaksud.
2.
Gambarlah daerah penyelesaian dari
kendala-kendala dalam masalah program linear tersebut.
3.
Tentukan titik-titik pojok dari daerah
penyelesaian itu.
4.
Substitusikan koordinat setiap titik
pojok itu ke dalam fungsi objektif.
5.
Bandingkan nilai-nilai fungsi objektif
tersebut. Nilai terbesar berarti menunjukkan nilai maksimum dari fungsi f(x,
y), sedangkan nilai terkecil berarti menunjukkan nilai minimum dari
fungsi f(x, y).
Untuk
lebih memahami dalam menentukan nilai optimum suatu fungsi objektif dengan
menggunakan metode uji pojok, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh
Soal
Ling
ling membeli 240 ton beras untuk dijual lagi. Ia menyewa dua jenis truk untuk
mengangkut beras tersebut. Truk jenis A memiliki kapasitas 6 ton dan truk jenis
B memiliki kapasitas 4 ton. Sewa tiap truk jenis A adalah Rp 100.000,00 sekali
jalan dan truk jenis B adalah Rp 50.000,00 sekali jalan. Maka Ling ling menyewa
truk itu sekurang-kurangnya 48 buah. Berapa banyak jenis truk A dan B yang
harus disewa agar biaya yang
dikeluarkan minimum?
dikeluarkan minimum?
Pembahasan
Contoh Soal
Langkah
pertama.
Tentukan kendala-kendala dari permasalahan program linear yang dimaksud oleh
soal. Untuk mengetahui kendala-kendalanya, sebaiknya kita ubah soal tersebut ke
dalam tabel sebagai berikut.
Sehingga,
kendala-kendalanya dapat dituliskan sebagai berikut.
x
+ y ≥ 48,
6x + 4y ≥ 240,
x ≥ 0, y ≥ 0, x, y anggota bilangan cacah
Dengan
fungsi objektifnya adalah f(x, y) = 100.000x +
50.000y.
Langkah
kedua.
Gambarkan daerah penyelesaian dari kendala-kendala di atas.
Langkah
ketiga.
Tentukan titik-titik pojok dari daerah penyelesaian itu. Titik pojok dari
daerah penyelesaian di atas adalah titik potong garis 6x + 4y =
240 dengan sumbu-y, titik potong garis x + y = 48 dengan
sumbu-x, dan titik potong garis-garis x + y = 48 dan 6x
+ 4y = 240.
Titik
potong garis 6x + 4y = 240 dengan sumbu-y adalah titik (0,
60). Titik potong garis x + y = 48 dengan sumbu-x adalah
titik (48, 0). Sedangkan titik potong garis-garis x + y = 48 dan
6x + 4y = 240 dapat dicari dengan menggunakan cara eliminasi
berikut ini.
Diperoleh,
titik potong garis-garis x + y = 48 dan 6x + 4y =
240 adalah pada titik (24, 24).
Langkah
keempat.
Substitusikan koordinat setiap titik pojok itu ke dalam fungsi objektif.
Langkah
kelima.
Bandingkan nilai-nilai fungsi objektif tersebut. Dari ketiga hasil tersebut,
dapat diperoleh bahwa agar biaya yang dikeluarkan minimum, Ling ling harus
menyewa 60 truk jenis B dan tidak menyewa truk jenis A.
C. 2. Metode
Garis Selidik
Untuk menentukan nilai optimum fungsi objektif dengan menggunakan metode garis selidik, lakukanlah langkah-langkah berikut.
Tentukan garis
selidik, yaitu garis-garis yang sejajar dengan garis
ax + by = k, a ≥
0, b ≥ 0, dan k Є R.
Gambarkan garis
selidik-garis selidik tersebut pada koordinat Cartesius!
Untuk menentukan
nilai maksimum fungsi tujuan maka carilah garis selidik yang jaraknya terbesar
terhadap titik pusat O(0, 0) dan berada pada daerah penyelesaian.
Sedangkan untuk menentukan nilai minimum
fungsi tujuan maka carilah garis selidik yang jaraknya terkecil terhadap titik
pusat O(0, 0) dan berada pada daerah penyelesaian.
C. NILAI
OPTIMUM PADA PERMASALAHAN PROGRAM LINIER
Untuk menentukan
nilai optimum fungsi objektif dengan menggunakan metode garis selidik,
lakukanlah langkah-langkah berikut:
1. Tentukan model pertidaksamaan dari
informasi soal dan gambarkan daerah selesaian dari sistem pertidaksamaan
tersebut pada bidang koordinat.
2. Tentukan garis selidik ax + by = k apabila
fungsi objektifnya f(x, y) = ax + by,a, b,
dan k bilangan real.
3. Untuk menentukan nilai
maksimum fungsi objektif maka carilah garis selidik dengan nilai k terbesar
dan melalui titik (-titik) pada daerah selesaian.
Sedangkan untuk menentukan nilai minimum fungsi objektif
maka carilah garis selidik dengan nilai k terkecil dan melalui
titik (-titik) pada daerah selesaian.
Untuk lebih
memahami penerapan langkah-langkah tersebut, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh Soal
Seorang peternak
ayam petelur harus memberi makanan untuk tiap 50 ekor/hari paling sedikit 150
unit zat A dan 200 unit zat B. Zat-zat tersebut tidak dapat dibeli dalam bentuk
murni, melainkan teerdapat dalam makanan ayam M1 dan M2.
Tiap kg makanan
ayam M1 mengandung 30 unit zat A dan 20 unit zat B, dan makanan M2 mengandung
20 unit zat A dan 40 unit zat B. Jika harga M1 adalah Rp 225/kg dan harga M2
adalah Rp 250/kg, dan tiap ekor membutuhkan 125 gr makanan/hari.
Berapakah
banyaknya makanan M1 dan M2 harus dibeli tiap hari untuk 1000 ekor ayam
petelur, supaya harganya semurah-murahnya dan kebutuhan akan zat-zat itu
dipenuhi?
Pembahasan Contoh Soal
Langkah pertama:
Ubah
permasalahan di atas menjadi model matematika. Misalkan x dan y secara
berturut adalah banyaknya makanan M1 dan M2 yang harus dibeli tiap hari untuk
1000 ekor ayam petelur. Karena tiap 50 ekor ayam dalam tiap harinya harus makan
paling sedikit 150 unit zat A dan 200 unit zat B, tiap 1.000 ekor ayam dalam
tiap harinya harus makan paling sedikit 3.000 unit zat A dan 4.000 unit zat B
maka.
Dan karena tiap ekor membutuhkan 125 gr
makanan/hari, maka 1.000 ekor ayam membutuhkan 125.000 gr atau 125 kg makanan
tiap harinya. Sehingga permasalahan di atas dapat dimodelkan sebagai berikut.
30x + 20y ≥
3.000
20x + 40y ≥ 4.000
x + y ≥ 125
x ≥ 0
y≥ 0
x, y bilangan cacah
20x + 40y ≥ 4.000
x + y ≥ 125
x ≥ 0
y≥ 0
x, y bilangan cacah
Fungsi objektif
dari permasalahan di atas adalah f(x, y) = 225x +
250y.
Sebelum menggambar grafiknya, sebaiknya kita
daftar titik-titik yang dilalui oleh garis-garis batas dari sistem
pertidaksamaan di atas.
Apabila
digambarkan, daerah selesaiannya seperti berikut.
Setelah melihat
gambar di atas, ternyata garis selidik yang melalui titik (50, 75) yang
memiliki nilai k minimum (nilai k bisa
dilihat pada sumbu y, semakin tinggi titik potong garis selidik terhadap
sumbu y, maka semakin besar pula nilai ktersebut, dan
sebaliknya). Untuk x = 50 dan y = 75,
diperoleh nilai k-nya adalah 30.000.
Jadi, banyaknya
makanan M1 dan M2 harus dibeli tiap hari untuk 1000 ekor ayam petelur supaya
harganya semurah-murahnya dan kebutuhan akan zat-zat itu dipenuhi secara
berturut-turut adalah 50 kg dan 75 kg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar